Kain Lurik Lurikfabric Berkualitas dan BErpengalaman

Kain Lurik Lurikfabric Berkualitas dan BErpengalaman. Anda bisa memesan sesuai corak yang Anda Maui. Dengan harga Rp 30.000,- permeter, kami menyediakan pula untuk tender pengadaan.

Kain lurik menjadi warisan budaya yang semakin tergerus oleh perkembangan jaman. Oleh Karena itu, jangan biarkan bukti kearifan lokal ini hilang! Indonesia dikaruniai keragaman suku bangsa yang masing-masing memiliki budayanya sendiri.

Kain Lurik Lurikfabric Berkualitas dan BErpengalaman

Hal tersebut terlihat pula pada cara berpakaian yang tidak sama antara satu suku bangsa dengan suku bangsa lainnya, berbeda dalam gaya, bentuk serta bahan yang digunakan, kemudian menjadi ciri khas masing-masing daerah bersangkutan. Demikian halnya dengan masyarakat Jawa di Yogyakarta, memiliki pakaian tradisional yang khas, yaitu salah satunya lurik.

Nilai Kehidupan yang Tinggi, Tertanam pada Kain Lurik lurikfabric

Nilai Kehidupan yang Tinggi, Tertanam pada Kain Lurik lurikfabric. Salah satu keunggulan manusia adalah bahwa ia memiliki daya kreatif untuk membuat, membentuk apa yang ada di sekelilingnya, kemudian diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Daya kreativitas tersebut merupakan bagian yang penting dalam proses berkarya seni. Seni merupakan kegiatan kreatif imajinasi manusia untuk menerangkan, memahami, dan menikmati kehidupan. Dengan daya kreatif yang dimilikinya, manusia berusaha menciptakan pakaian yang dibuat dari kapas atau bahan lain, kemudian ditenun menjadi kain. Kain dijahit menjadi pakaian.

Seni memiliki tujuan praktis. Tujuan praktis ini merupakan guna atau manfaat yang diperoleh secara langsung bagi penggunanya. Tujuan praktis dari pakaian yaitu untuk melindungi tubuh dari hawa dingin, gigitan serangga, terik matahari dan berbagai gangguan lainnya. Selain itu seni memiliki fungsi sebagai norma perilaku yang teratur, meneruskan adat kebiasaan dan nilai-nilai budaya. Dalam adat berpakaian, seperti dalam penggunaan kain lurik, terdapat nilai budaya yang akan disampaikan dan untuk diteruskan kepada generasi selanjutnya.

Pada suatu masyarakat tradisional, selain memiliki fungsi guna atau manfaat, pakaian seringkali memiliki fungsi lain seperti fungsi status simbol, maupun ritual keagamaan, pada motif- motif tertentu terdapat kandungan nilai, harapan, dan sebagainya. Orang yang memiliki kedudukan sosial tinggi berbeda pakaiannya dengan orang yang status sosialnya lebih rendah, pakaian yang dikenakan seorang bangsawan berbeda dengan rakyat biasa, entah itu berbeda model maupun motifnya. Begitu pula pakaian yang dipakai untuk upacara tertentu berbeda dengan yang dipakai pada hari biasa.

Sesuai dengan keanekaragaman umat manusia, pakaian yang digunakan juga bermacammacam dan bervariasi. Pada masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai tradisinya seperti yang terdapat pada kelompok-kelompok suku bangsa di Indonesia, pakaian yang digunakan menunjukkan identitas dari suatu suku bangsa. Dalam hal ini pakaian bukanlah semata-mata sebagai suatu benda materi yang hanya dipakai tanpa memiliki arti apapun.

Kain lurik misalnya, merupakan suatu simbol karena ia memiliki makna. Seperti pada batik tulis asli, Simbol merupakan tanda yang dapat ditafsirkan atau diekplanasikan. Makna-makna tersebut merupakan sesuatu yang tidak tampak tetapi dapat dilihat melalui penafsiranpenafsiran, pemahaman-pemahaman yang kemudian ditata sedemikian rupa. Simbol merupakan segala sesuatu (benda, peristiwa, tindakan, ucapan, dan sebagainya) yang telah ditempeli arti tertentu. Simbol bukan milik individu, namun milik suatu kelompok masyarakat. Kelompok masyarakat tersebut terdiri dari sekumpulan orang yang memiliki sistem pengetahuan, gagasan, ide, adat kebiasaan serta norma perilaku yang sama, yang diungkapkan dalam tata cara kehidupan manusia yang terwujud dalam benda-benda budaya.

Proses Pembuatan Kain Lurik

Proses pembuatan lurik melalui beberapa tahapan yang cukup rumit dan membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Proses-prosesnya sebagai sebagai berikut :

1.Proses Pewarnaan

Proses pewarnaan adalah proses memberi warna benang yang akan ditenun. Resep warna dibuat untuk satu pak benang yang terdiri dari 6 ikat terdiri dari 25-26 streng benang atau 2,5 golek. Benang-benang yang akan diwarna disusun dalam stok, satu stok terdiri dari 2 ikat. Zat pewarna yang digunakan biasanya napthol. Napthol memerlukan bahan bantu lain seperti (TRO/Turkis Red Oil, kostik soda, tepung kanji dan asam cuka). Cara melakukan pewarnaan benangnya yaitu :

Benang direndam dalam bak yang berisi air dan larutan TRO kurang lebih satu malam, paginya dicuci dan diperas. Resep yang digunakan untuk satu pak benang, napthol 100 gram ditambah kostik soda 8 gram, ditambah TRO 8 gram yang dilarutkan dengan air panas. Kemudian ditambah air 10 liter ,air bak (1). Garam diazo 200 gram ditambahkan 10 liter air dalam bak (2).
Masukkan benang ke bank (1) kira-kira 10 menit. Kemudian diangkat dan diperas lalu dicelupkan ke dalam bank (2), direndam kira-kira 10menit, ulangi proses tersebut sampai 4 kali.
Benang dicuci bersih dan dimasukkan ke dalam bak yang sudah berisi air yang dicampur dengan larutan cuka. Cuci bersih dan diperas.
Benang direbus dalam dandang yang berisi air dan TRO kira-kira 1o menit. Kemudian diangkat, diperas lalu dicuci ke dalam air yang telah dicampurkan dengan larutan kanji. Dan seterusnya diperas. Diangin-anginkan sebentar, lalu benang dijemur.

2.Proses Pengelosan

Proses pengelosan merupakan memindahkan benang dari bentuk benang streng ke dalam bentuk kelos. Dengan menggunakan alat pintal (erek). Tujuannya untuk memperbaiki benang yang masih kurang sempurna, selain itu juga untuk mendapatkan bentuk gulungan kelosan yang nantinya digunakan untuk proses penyekiran yaitu menyusun benang untuk lungsi.

3.Proses Pemaletan

Proses pemaletan ialah proses memindahkan benang dari bentuk streng ke dalam keleting, sehingga menjadi benang dalam bentuk paletan. Proses tersebut melibatkan alat pintal (erek). Benang yang dipalet tidak boleh melewati ujung (pucuk) keleting karena dapat mengakibatkan benang dari teropong sukar ditarik atau keluar. Untuk mempermudah benang keluar dari teropong, konsentrasi susunan benang pada keleting lebih banyak pada bagian tengahnya.

4. Proses Penyekiran (Penghanian)

Sekitar adalah alat untuk menyusun benang lungsi, dalam proses ini motif sudah bisa dientukan. Proses ini merupakan pekerjaan penggulungan benang dari bentuk kelos ke dalam tambur (bom besar), dalam keadaan sejar satu sama lain dan membentuk lapisan. seluruh benang yag tergulung dan tersusun harus mempunyai keteganngan yang sama, dan apabila ada benang terputus pada saat digulung harus secepatnya disambung agar pada saat penenunan tidak terjadi kelonggaran atau lobang pada kain. Dalam proses ini dituntut ketelitian dalam memperhatikan jumlah benang tata warna benang dan lancarnya putaran kelos pada sekiran. Sebab kekeliruan pada proses ini akan merepotkan dalam proses penenunan. Proses ini adalah proses paling rumit, karena seseorang penyekir harus menata benang-benang tipis sejumlah 2100 helai benang untuk menghasilkan satu motif tertentu kain lurik selebar 70 cm. Tiap-tiap motif memiliki rumus yang berbeda, padahal motif kain lurik sendiri berjumlah puluhan. Baik motif klasik maupun motif kontemporer.

5.Proses Pengeboman

Proses pegeboman adalah proses memindahkan barang dari tambur (bom besar) ke dalam bom kecil penggulung benang lungsi. Bom kecil inilah yang nantinya tersimpan pada alat tenun ATBM. Proses ini juga bertujuan agar ketegangan dan kesejajaran benang sama dan seandainya ada keslahan dalam proses penyekiran dapat diketahui.</p>

6.Proses Penyucukan

Proses penyucukan adalah proses untuk memasukkan benang-benang lungsi dari bom kecil (benang lungsi sudah dikres pada saat penggulungan dari sekir) satu demi satu benang tersebut dimasukkan pada mata gun yang sesuai dengan rencana tenun, kemudian benang tersebut dimasukkan ke dalam sisir, kemudian ditata. Disetel dan digulung pada bom penggulung kain. Pada bagian ini, harus dilakukan oleh dua orang, yang satu memilah benang satu persatu dan menyerahkan kepada partnernya, sedangkan partner satunya menerima dan memasangkan pada alat tenunnya.

7.Prose Penenunan

Proses menenun adalah proses memnggunakan alat tenun manual atau dikenal dengan ATBM (Alata Tenun Bukan Mesin). Proses penyilangan benang pakan diantara benang lungsi, disesuaikan dengan pola atau desain yang diinginkan, hingga menjadi kain. Keahlian menenun akan mempengaruhi hasil tenunnya, sehingga harus dilakukan secara teliti. Proses penenunan dilakukan melalui beberapa gerakan pokok yaitu :

Penyetelan sebagai proses awal dari putaran benang melalui pemasangan bom lungsi menuju bom kain dan dilakukan juga pemisahan benang dengan nomor ganjil dengan benang nomor genap. Membuak mulut lungsi dikerjakan dengan memisahkan benang-benang lungsi ke dalam mata gun. Mata gun dibagi menjadi dua bagian, bagian yang satu ditarik ke atas dan bagian yang lainnya ditarik ke Bawah. Hal ini akan bisa bergerak otomatis apabila dilakukan satu injakan pada alat tenun tersebut.
Meluncurkan teropong, dimaksudkan untuk menempatkan benang pakan diantara benang lungsi yang telah terbuka, namun di dalam teropong sebelumnya telah diisi dengan benang dlam bentuk paletan. Setiap peluncuran benang pakan selalu diikuti penyilangan-penyilangan benang lungsi.
Pengentakan sisir bantingan dimaksudkan untuk merapatkan benang pakan dengan cara injakan diinjak, teropong diluncurkan, injakan dilepas dan dilakukan pengentakan.
Penguluran lungsi dari bom lungsi, mengingat benang lungsi yang menganyam akan semakin tegang, maka benang lungsi perlu dikendorkan agar proses penenunan bisa berlanjut dan tegang, maka benang lungsi perlu dikendorkan agar proses penenunan bisa berlanjut dan sekaligus dilakukan penggulungan kain ke dalam bom penyimpanan atau penggulung kain.

8.Proses Finishing

Proses finishing adalah proses penyempurnaan pada hasil produksi. Meliputi menghilangkan sambungan benang yag terlalu besar pada kain agar menjadi lebih baik. Bertujuan meningkatkan kualitas kain dengan sendirinya akan meningkatkan harga jual.

Setelah mengenal lebih dalam tentang kain tenun dari penjelasan di atas, perlu kita semua ketahui pula, Indonesia sendiri memiliki beragam kerajinan tenun tradisional Indonesia seperti tenun ikat, songket, dan geringsing. Bahkan seorang pengamat tekstil bernama Joseph Fisher dalam bukunya ‘threads of Tradition: Textiles of Indonesia and Serawak’ menyebutkan jika hasil tenun yang paling kaya dan beragam yang ada di dunia adalah berasal dari Indonesia.

Anda sedang mencari kain tenun asli atau memang kebetulan Anda kolektor kain tenun? Bisa hubungi langsung owner kami melalui nomor Whatsapp :

0822 6565 2222 Pak Muzakir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *